Dalam kehidupan sehari-hari, kita semua membutuhkan hubungan dan interaksi dengan orang lain. Interaksi tersebut dapat berupa interaksi yang berlangsung di berbagai bidang seperti masyarakat, ekonomi, politik, dan pendidikan.
Salah satu interaksi tersebut dapat berupa interaksi edukatif, interaksi yang berlangsung sebagai bagian dari proses pendidikan. Interaksi pendidikan dapat terjadi tidak hanya dalam keluarga, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat. Interaksi pendidikan yang berlangsung secara khusus dengan penawaran khusus di lingkungan sekolah biasanya disebut sebagai interaksi belajar-mengajar.
Interaksi belajar-mengajar berarti bahwa di satu sisi aktivitas interaksi guru yang melakukan kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan warga belajar (siswa, siswa/bidang studi) yang melakukan kegiatan belajar di sisi lain. Interaksi antara guru dan peserta didik sebenarnya sangat penting bagi keberhasilan belajar mengajar.
Secara historis, pendidikan telah memainkan peran yang sangat penting. Pendidikan adalah perantara yang memungkinkan orang di semua bidang kehidupan untuk memahami, mengamalkan dan mengamalkan ajaran dan nilai-nilai. Namun tanpa pendidik yang mampu menanamkan nilai-nilai moral kebaikan maka amanat orang tua kepada peserta didik untuk membentuk karakter yang beradab hanya mimpi belaka. Ketika orang-orang ini menyekolahkan anak-anak mereka, mereka juga berarti mendelegasikan sebagian tanggung jawab pendidikan anak mereka kepada para guru.
Hal ini juga menunjukkan bahwa orang tua menyekolahkan anaknya ke guru dan sekolah karena tidak semua orang bisa menjadi guru, yang mampu berinteraksi dengan baik saat menanamkan aturan dan disiplin,memberi siswa petunjuk hidup, memberinya akhlak, etika, moralitas, dan hal-hal lain yang berguna dalam kehidupan manusia.
Dalam seluruh proses pendidikan khususnya dalam pembelajaran, guru memegang peranan yang besar dan sangat penting. Oleh karena itu, etika atau perilaku guru yang merupakan bagian dari kepribadian guru dalam proses belajar mengajar memiliki pengaruh dan gaya yang kuat terhadap perilaku dan perkembangan kepribadian siswa. Ini mengacu pada pola pengajaran dan pelatihan guru Nabi Muhammad. Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pendidik dalam melaksanakan tugasnya diantaranya tidak dengki, ikhlas, toleran, penyayang dan bijaksana, menyayangi anak-anaknya, suka berfikir, dan mengetahui sifat siswa. , menguasai materi.
Guru memainkan peran penting dalam membentuk kepribadian siswa. Keberhasilan dalam mengajar dan mendidik harus lebih banyak menyentuh aspek tindakan. Disadari atau tidak, semua tindakan dalam proses pendidikan, bahkan di luar konteks proses pendidikan akan ditiru oleh siswa.
Interaksi guru-siswa di sekolah merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembelajaran untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan.
Apa manfaat Interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas ?
Untuk siswa:
- Siswa lebih siap menerima pelajaran yang diajarkan oleh guru
- Meningkatnya motivasi belajar
- Mudah menyampaikan pertanyaan dan masalah pembelajaran kepada guru.
- Mengikuti aturan dan pesan moral yang diberikan oleh guru.
Untuk guru
- Mengetahui karakteristik siswa yang terlatih dapat membantu menciptakan desain pembelajaran yang tepat.
- Mudah untuk manuver dan panduan.
- Meningkatkan semangat dan integritas kerja.
- Tidak ada perlakuan istimewa bagi siswa.
Ketika hubungan dan siswa berjalan dengan baik, ini biasanya disertai dengan peningkatan kinerja siswa. Di sisi lain, interaksi yang tidak berhasil membuat siswa menjauhkan diri dari guru dan menolak apa yang dikomunikasikan guru, baik itu tema maupun pesan moral.
Baca Juga : Membangun Strategi Pembelajaran Interaktif Di Kelas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar